Aku Anak Seorang TKW, dan aku Tak Bahagia



Katanya setiap anak dilahir dengan cinta, Kasih Sayang dan perjuangan, Tapi tidak dengan apa yang kurasa, 30tahun yang lalu aku dilahirkan dan di besarkan oleh sebuah keluarga kecil di sebuah perkampungan yang d i kelilingi oleh Perkebunan Kakao. Ayah adalah seorang Mandor di perkebunan tersebutdan  Ibu adalah seorang Penjual Bahan sembako.

<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<script>
  (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({
    google_ad_client: "ca-pub-9232403415406131",
    enable_page_level_ads: true
  });
</script>

Entah apa Yang terjadi pada mereka, di Usia ku yang masih 6 Tahun katanya Orang tua ku terlilit Utang pada sebuah Bank, Ibu meninggalkan kami, ibu memutuskan Untuk menjadi seorang TKW di Arab Saudi, meninggal kan kami, meninggalkan kami dalam Kesepian yang Panjang. Tahun 1991, aku masih kelas 1 SD saat itu, Ibu Meninggalkan Kami Tanpa Kata, atau mungkin Karena aku masih terlalu kecil untuk mengerti dengan pa yang terjadi dengan keluarga Kami.

Ayah seorang yang berperangai Buruk, ayah sering Memukul ku tanpa Alasan, masa kecil ku hilang, kepercayaan diriku pun hilang, hari hariku di penuhi dengan ketakutan, setiap hari aku di pakksa untuk menjaga warung. aku ingin Protes, tapi aku Tidak pernah bisa karena sebelum aku protes pukulan ayah terlebih dulu sudah mendarat di tubuh ku. aku ingin masa kecilku bahagia seperti yang lain nya.

Aku marah pada sekeliling ku karena mereka tak pernah melakukan apapun untuk membantuku, membantuku lepas dari siksaan Ayah, semu tetangga hanya menjadi penonton saat aku di pukuli, Kedua Kakak Laki Laki ku pun Hanya bisa terdiam saat itu. mereka pun ketakutan.

Suatu hari aku kabur kerumah Nenek, aku merasa sudah muak dengan semuanya. Aku ingin masa kecil ku, tetapi nenek tidak menerima ku, nenek lebih sayang pada Cucunya dari Adik perempuan Ibuku. aku terlantar, dengan rasa takut yang menyelimuti Malam itu aku memutuskan untuk menginap di Asrama Putri pesantren Milik Kakak dari Ibuku.

Bilur bilur biru sering kali menghiasi tubuhku, aku lelah, aku muak aku marah. tapi tak seorang pun berani membantuku, seakan semua orang hanya menjadi penonton dari penderitaan ku.

Tahun 1994 Ibu pulang dari perantauan, saat itu ibu sudah Overstay di negri orang, ada bahagia tapi rasa benci itu tetap da dalam dadaku....,

Saat Ibu Pulang, aku bahagia, aku tak ingin ibu pergi lagi, sejak itu aku sering membantu ibu berjualan Puding atau pun pepes Ayam berkeliling Kampung, tapi semua yang aku lakukan tak membuat ibu tetap bersamaku, Tahun 1997 ibu pergi lagi mencari peruntungan di Negri Orang.

Penderitaan ku tidak pernah berhenti sampai aku beranjak dewasa dan memutuskan untuk menikah

Comments

Popular Posts